JAKARTA- Sesosok pria dengan perawakan tinggi dengan blangkon menurupit kepalanya jalan menuju ruang kerja Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj. Wajahnya tidak asing karena mondar-mandir di laman media sosial penulis. Sedang bersholawat di cafe daerah Bali dan ditirukan seluruh ruangan yang hadir di cafe. Ya, tidak salah adalah Gus Miftah, ia sedang sowan ke PBNU.
PBNU mengapresiasi jalan dakwah yang dipilih Gus Miftah. Dakwah di wilayah praktik kemaksiatan yang jarang dilakukan da’i umumnya.
Menurut Kiai Said- panggilan akrab Ketum PBNU- dakwah Gus Miftah mampu mengisi kekosongan karena memiliki keberanian, kemampuan dan ketulusan. Gus Miftah, lanjutnya berani mengambil resiko seperti dicaci maki dan buruk sangka dari orang lain.
“Saya tidak ada keberanian, kemampuan dan ketulusan. Mudah-mudahan Gus Miftah mampu melanjutkan dakwah walisongo, dakwah dengan pendekatan humanis, harmonis, tidak mengancam, tidak tarkib wa tarhib tidak menakut nakuti dan tidak mengancam-ancam, betul-betul pendekatan manusiawi lah dan akhlakul karimah. Insyaallah manfaat,” tutur Kiai Said diruang kerjanya, Kantor PBNU, Jakarta, Senin (17/9) lalu.
Tidak berhenti disitu, Kiai Said secara khusus mendoakan langkah yang diambil Gus Miftah. Terlebih tahu bahwa dakwah ke tempat maksiat menggunakan dana pribadi.
“Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan lahir dan bathin, menjaga dari segala tantangan, atau kesulitan-kesulitan yang beliau hadapi. Apalagi semua ongkos sendiri,” tutur Kiai Said diamini pengurus yang ada diruangannya.