Jakarta- Indonesia yang Berdaulat Adil dan Makmur adalah cita cita bangsa yang harus segera terwujud, ditengah dunia yang berubah dan bergerak dinamis dan menjadi borderless (tanpa batas). Disisi lain ruang partisipasi global dalam menjaga perdamaian dan membangun tatanan dunia (world order) yang beradab, sangat terbuka lebar, dan dapat dilakukan melalui jalur kolaborasi yang saling menguntungkan, baik dalam skema hubungan People to People, Government to Government maupun Business to Business.
“Kompetisi antar bangsa bukan saja memperebutkan sumberdaya alam (natural resources) dan sumberdaya buatan, tetapi juga memperebutkan sumber-sumber data dan informasi melalui upaya menambang data (data mining) sebagai the future oil (minyak masa depan) yang mampu menggerakan arah perubahan bangsa-bangsa di dunia. Kedaulatan sebuah Negara bukan hanya diukur dari kedaulatan territorial semata, tetapi juga sangat ditentukan dari Kedaulatan Data dan Informasi,” kata Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj dalam konferensi pers Hari Santri Nasional 2018 di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (12/9).
“Kemandirian sebuah bangsa bukan hanya diukur dalam penguasaan pangan (food), energi (energy) dan air (Water) serta dalam menjaga kesetimbangan kehidupan dalam aspek people, planet and profit, tetapi juga dalam penguasaan teknologi futuristik yang memudahkan kehidupan manusia seara efektif dan efesien,” lanjut Kiai Said.
Sementara Sekjen PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini menambahkan sebagai komunitas, jejaring organisasi dan pergerakan, Santri telah terbukti dalam sejarah mampu menjadi stakeholders utama dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari berbagai himpitan kolonialisasi. Santri juga telah terbukti efektif menjadi penggerak pembangunan (prime mover) yang mendinamisir kehidupan masyarakat sekaligus mampu bertindak sebagai penjaga persatuan dalam kebhinekaan (unity in diversity) yang sangat harmonis. “Spirit Kemandirian, Kesederhanaan, Keramahtamahan dan Kesalehan serta Kehausan akan ilmu pengetahuan adalah the great value (nilai agung) yang dapat dioptimalkan menjadi kekuatan untuk membangun karakter bangsa,” tegasnya.
Helmy menuturkan dedikasi kaum santri yang tak pernah lekang oleh waktu dalam mengabdikan diri untuk negeri dan menyebar benih toleransi dan harmoni dalam kehidupan beragama di tanah keberagamaan (the land of diversity), tentunya harus terus dipupuk agar tumbuh, membumi dan berkembang menjadi nilai-nilai bangsa Indonesia dalam membangun peradaban. Peradaban yang bukan saja mengetengahkan kemajuan (good) tetapi juga menyuguhkan keagungan (the great) yang manusiawi. Sebuah Tamaddun yang memiliki keunggulan dalam Tsaqofah dan Hadoroh sekaligus untuk mencapai kemaslahatan kehidupan dan keberlanjutan kehidupan (sustainable livelihoods).
“Ditengah Ancaman Tantangan Gangguan dan Hambatan baik yang datang dari dalam dan luar negeri serta mendasar pada Visi Kebangsaan (Wathoniyah) Visi Kemanusiaan (Basyariyah/Insaniyah) Visi Keislaman Rohmatan lil alamiin (Islamiyah) dan Visi ke NU an (Annahdliyah) yang menjadi pedoman dasar, penting melakukan penyiapan generasi santri lebih baik dengan masa depan yang lebih baik (better generatin-better future),” tutur Helmy.
Hal senada disampaikan Ketua Hari Santri Nasional KH. Marsudi Syuhud dimana santri hari ini dan santri dimasa yang akan datang harus mampu menjawab tantangan zamannya. Memenangkan pertarungan global, mengambil peran strategis dan mendedikasikan diri untuk senantiasa siap berkorban dan memiliki kecintaan terhadap tanah air yang tinggi serta mampu mewujudkan kemandirian Indonesia dengan daya saing yang tinggi. Santri tidak hanya mampu mengaji tetapi dituntut untuk mampu menguasai berbagai bidang strategis, produktif dan progresif dalam berbagai hal serta mampu menampilkan model kepemimpinan nasional yang mengedepankan kepentingan bangsa.
“Sehingga “Dedikasi Santri untuk Indonesia Mandiri” mampu menjadi visi bersama untuk mengabdi untuk Negeri, membangun kedaulatan, kemandirian keadilan dan kemakmuran Indonesia secara berkelanjutan, serta mampu menempatkan Indonesia sebagai Mercusuar Peradaban Dunia. Peringatan Hari Santri 2018 dengan berbagai aktivitas yang di selenggarakan diharapkan mampu membangkitkan semangat pengabdian kaum santri untuk negeri, mengkonsolidasikan kesatuan gerakan kaum santri, menempa berbagai talenta dan skill santri, serta mendorong lahirnya kepemimpinan dari kaum santri, serta menduniakan kaum santri dan mensantrikan dunia,” kata Marsudi.