JAKARTA- Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Dalam sejarah penciptaan manusia secara Islam di dalam al-Quran, Allah sengaja menciptakan manusia untuk menjadikan mereka pemimpin di dunia. Mereka yang akan menciptakan ketenteraman dan kesejahteraan di dunia. Itulah sebabnya manusia muncul dengan dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Perempuan diciptakan untuk menjadi pasangan atau teman laki-laki. Pada dasarnya saat menciptakan manusia, Allah telah menciptakan dalam bentuk jiwa dan raga, beserta sifat-sifat dasar manusia seperti ingin dicintai dan mencintai, kebutuhan seksual, dan sebagainya. Maka dari kedua jenis manusia itu diciptakan berbeda untuk saling mengisi.
Bicara tentang sosok perempuan tak lepas dari dinamika para perempuan yang menjadi pewarna kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan masa lampau yang cenderung terbatas untuk bekerja di ranah pemerintahan, terbatas untuk berpendidikan tinggi. Hal itu seperti yang dialami oleh tokoh pejuang perempuan kita yakni Ibunda Raden Ajeng Kartini. Kini semua kesempatan kerja di luar dan pendidikan tinggi sudah bebas dilakukan oleh perempuan. Dari segi pendidikan, sekarang perempuan memiliki kesempatan yang tinggi untuk menambah pengetahuan sebagaimana orang laki-laki yang berkesempatan. Banyak perempuan yang memiliki karir yang tinggi karena pendidikan yang diperolehnya. Banyak perempuan yang menjadi bisnis women yang mewarnai kehidupan. Dilihat dari sejarah Islam, ada juga tokoh perempuan yang berjiwa bisnis, seorang yang kaya raya, seorang saudagar yakni Siti Khadijah, yang juga istri rasulullah SAW.
Jika dibandingkan dengan kualitas peran perempuan di dunia, dilihat dari Gender Inequality Index (GII) Indonesia tahun 2011 yaitu 0,505 menduduki peringkat 100. Pada tahun 2008 GII Indonesia sebesar 0.714 berada pada urutan ke 108 dari 139 negara. Artinya indek kualitas peran perempuan mengalami peningkatan. Harapannya ke depan kualitas perempuan Indonesia kian meningkat baik di sektor ekonomi, sosial, politik maupuan budaya. Lebih jauh kita ingin melihat lebih jauh peran perempuan dalam perekonomian di Negara Indonesia.
Dalam satu dekade terahir ini perempuan seolah menjadi bintang dalam upaya pengentasan kemiskinan.Berbicara mengenai ekonomi adalah juga berbicara mengenai perempuan, sebab kenyataannya, perempuan adalah agent of development yang perannya sangat dibutuhkan dalam perkembangan perekonomian. Keberdayaan wanita di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat wanita menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan bebas untuk bekerja di luar rumah serta mempunyai pendapatan mandiri, inilah tanda kesejahteraan rumah tangga meningkat. Lebih dari seabad lalu telah dikemukakan Kartini, bahwa tiap wanita mesti memiliki kemandirian secara ekonomi, agar dirinya punya kuasa dan posisi dalam hubungan domestik, keluarga, dan lingkungan sosial. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan di dalam membangun ketahanan ekonomi, sudah dirasakan dampaknya, terutama dalam sektor informal. Perempuan yang populasinya hampir sama dengan laki-laki adalah sumber daya manusia yang potensial bagi pembangunan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 menunjukkan bahwa hampir setengah penduduk Indonesia adalah perempuan. Denganjumlah perempuan Indonesia mencapai 118 juta jiwa (49,7%), makaperan perempuan dalam pembangunan bangsa Indonesia sangat besar dan merupakan aset bangsa yang potensial dan kontributor yang signifikan dalam pembangunan ekonomi, baik sebagai agen perubahan maupun subyek pembangunan. Partisipasi perempuan dalam pertumbuhan ekonomi yang sangat penting itu tidak hanya untuk menurunkan tingkat kemiskinan di kalangan perempuan, tetapi juga sebagaipondasi yang kokoh di sektor lain. (Aisa Oktafira/ kader IPPNU Jogja)