JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai tindakan Pelajar SMP Negeri Silawan Johannes Adekalla atau Joni Kalla bukan hal biasa saat membenarkan posisi tali pengerek Bendera Merah Putih tersangkut diujung tiang. Sikapnya dinilai PBNU sebagai sebuah patriot yang tertanam dalam jiwanya.
“Pelajar SMP Negeri 1 Silawan itu menggedor ruang ketaksadaran publik. Karena Merah Putih terancam tak berkibar, bocah itu ambil resiko. Seketika keluar barisan upara dan secara patriotik memanjat tiang bendera yang menjulang,” kata Ketua PBNU H.Robikin Emhas dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (17/8).
Robikin menambahkan aksi heroik anak kelas 9 itu dilakukan lantaran tali yang disiapkan untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih keluar dari as roda, sehingga tersangkut. Diketahui, lanjutnga ujung tali tersangkut di puncak tiang bendera setinggi 23 meter.
Peristiwa dalam perayaan harlah ke-73 kemerdekaan Republik Indonesia itu terjadi di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Tepatnya di Motaain, tanggal 17 Agustus 2018.
“Layak sekiranya kita bertanya pada diri sendiri: di usia dan basis sosial kehidupan kita, sudahkah kita bersikap patriotik? Wallahu a’lam,” imbuh Robikin yang mengajak untuk bermuhasabah diri.
Seperti diketahui Bangsa Indonesia dihebohkan sikap patriot seorang bocah SMP. Menurut salah satu saksi yang mengikuti jalannya upacara yakni Kepala Desa Silawan Ferdi. Peristiwa bermula saat tim Paskibra tengah bersiap mengibarkan sang saka Merah Putih. Namun saat akan ditarik, tali yang mengaitkan ke tiang tiba-tiba tak bergerak. Ujung tali yang berada di atas tiang keluar dari as roda, sehingga tersangkut.
Tiba-tiba, sang bocah yang berasal dari paduan suara dalam upacara HUT ke-73 RI tersebut langsung tergerak hatinya. Dia lantas memanjat tiang agar tali tersebut normal kembali.