JAKARTA- Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) mengajak semua elemen terutama di Semarang untuk waspada gerakan Eks HTI yang memakai dai kondang Abdus Shomad untuk konsolidasi. GP Ansor yang mendatangi Mapolrestabes Semarang meminta otoritas keamanan sigap dan tidak kecolongan dengan gerakan eks HTI.
“Kami bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyepakati pertama, GP Ansor meminta kepada Polri secara tegas dan ekstra untuk memonitor roadshow Ustadz Shomad dan mencegah terjadinya konsolidasi eks-HTI—tidak boleh ada atribut, kampanye, yel-yel, bendera dan lain sebagainya yang berkaitan dengan HTI. Kedua, GP Ansor meminta kepada Polri untuk memastikan bahwa dalam kegiatan tersebut ada bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,” kata Ketua GP Ansor Jawa Tengah H.Sholahudin Aly usai musyawarah dengan Polrestabes Semarang di Semarang, Senin (30/7) malam.
Selain itu, lanjutnya ia menegaskan pihaknya akan tegas dengan pihak yang merongrong NKRI. “GP Ansor tetap berkomitmen menjaga kondusifitas daerah dari berbagai ideologi yang merongrong keutuhan NKRI,” imbuhnya.
Ansor menilai bahwa UAS hanya dijadikan domplengan belaka. Inti dari gerakan eks-HTI masih seperti pola lama, yakni dengan menggunakan kajian agama dan mencatut nama-nama ulama ahlussunnah wal jama’ah.
“Banyak kyai yang dicatut di pamflet untuk menarik masa dan nyatanya pentolan HTI manfaatkan untuk kepentingan politiknya,” tegas Gus Sholah bersama 1.000 anggota Ansor dan Banser di Mapoltestabes.