JAKARTA- Sikap memaafkan kepada pihak yang berbuat salah dan khilaf merupakan salah satu ajaran yang sangat dianjurkan oleh Islam. Hal itulah yang hendaknya menjadi lndasan bagi setiap umat Islam untuk bersikap kepada mereka yang melakukan kesalahan. Demikian menurut Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini saat menanggapi isu terkait permintaan Sukmawati Sukarno Putri.
“Memafkan adalah prinsip Islam. Jika ada pihak yang telah mengakui kesalahan dan kekhilafannya, maka kita harus berbesar hati dan memafkan yang bersangkutan,” jelas Helmy.
Lebih lanjut, Helmy mengatakan bahwa sangat mungkin pemahaman Sukmawati Sukarnoputri akan makna syariat tidak utuh sehingga yang bersangkutan menulis Puisi yang berujung kontroversi. “Sangat tidak menutup kemingkinan yang bersangkutan tidak utuh dalam memahami apa yang disebut sebagai syariat,” imbuh Helmy.
Sikap memaafkan itu, menurutnya telah sejak awal disuarakan. “Sejak awal dalam pandangan kami jika yang bersangkutan sudah meminta maaf maka tugas kami sebagai umat Islam adalah memaafkan,” ujar Helmy.
Atas dasar itu semua pihaknya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mengambil tindakan-tindakan yang justru akan semakin menambah gaduh dan juga sekaligus memperkeruh keadaan.
“Mari menyikapi persoalan ini dengan bijak dan besar hati,” pungkas Helmy.
Terkait pihak-pihak yang melancarkan hinaan dan hujatan kepada Rais Aam PBNU sekaligus Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin, Helmy menyatakan dengan tegas bahwa sikap-sikap tersebut (menghina dan menghujat ulama) bukanlah akhlak yang diajarkan oleh ulama-ulama Nusantara. “Ajaran ulama sangat jelas bahwa dahulukan adab dan etika di atas ilmu. Tindakan menghujat, apalagi sampai menyerang pribadi dan menghina ulama adalah akhlak yang sangat tidak terpuji,” jelas Helmy.
Dalam pandangan Helmy, sikap KH. Ma’ruf Amin dalam memafkan Sukmawati merupakan sikap khas ulama. “Ulama adalah mereka yang memandang umat dengan pandangan kasih sayang. Jika ada yang salah dan yang bersangkutan sudah minta maaf, tugas ulama dan juga bahkan tugas kita semua adalah memaafkannya,” pungkas Helmy.