SIDOARJO- Pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang menyayangkan sikap GP Ansor dan Banser Sidoarjo saat menolak da’i penceramah Khalid Basalamah di Masjid Salahuddin Perumahan Puri Surya jaya Gedangan menuai kecaman dari Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kabupaten Sidoarjo.
Pasalnya pernyataan Mahfud MD melalui twitter pribadinya tersebut dijadikan rujukan beberapa media online yang selama ini mendiskreditkan Ansor serta menyudutkan. Mereka sering menulis Ansor telah berlaku anarki dan tidak manusia kepada sesama muslim. Ketua PC GP Ansor Sidoarjo H. Riza Ali Faizin menyatakan mengecam pernyataan Mahfud MD yang menyayangkan perjuangan kita sebelum ia mengetahui duduk persoalan dan fakta di lapangan.
“Mungkin Pak Mahfud hanya mendengar atau membaca beberapa media online yang memberitakan kalau kita telah melakukan pembubaran. Padahal secara jelas Kapolresta Sirdoarjo menyatakan tidak terjadi pembubaran,” tutur Riza di Kantor PC GP Ansor, Sidoarjo, Jawa Timur (6/3).
Menurutnya sebagai kaum intelektual, guru bangsa bahkan tokoh Nahdlatul Ulama seyogyanya Mahfud sebelum berkomentar melakukan klarifikasi dan memastikan terlebih dahulu kejadian yang sebenarnya. “Tentu budaya literasi-membaca, menyaring dan memastikan terlebih dahulu kebenaran serta validitas kabar baik di media online, situs media massa sebelum kita menanggapi atau menyebarkannya sangat perlu untuk diterapkan,” imbuhnya.
Riza menuturkan pihaknya meminta aparat kepolisian segera menindak media yang menyebarkan berita bohong dan memfitnah. “Bayangkan selevel Pak Mahfud MD saja menjadi korban HOAX apalagi mahasiswa dan kita masyarakat awam,” pinta Riza.
Ia mengatakan tindakannya sudah melalui prosedur hukum yang berlaku. Pertama tabayun dan meminta panitia untuk mengganti pembicara Khalid Basalamah dengan yang lain dengan mediasi Kepala Polisi Sidoarjo.
“Bagi kami inilah gaya mereka dalam berdakwah, menyebarkan berita bohong, menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya, mendramatisir untuk mengambil simpati yang menjadi dasar kenapa kita harus menolak. Dan mewaspadai karena hal ini akan mengganggu kondusifitas serta mengancam kerukunan umat beragama,” kata Riza.
Riza berharap mudah-mudahan kedepan masyarakat terutama para tokoh yang menjadi rujukan publik lebih berhati-hati dalam berkomentar terutama di media sosial. “Ada kemungkinan pernyataan tersebut dapat dijadikan alat untuk mendiskreditkan kelompok lain dan lebih parahnya kalau dijadikan alat untuk mengadu domba serta memecah persatuan, nauzubillah min dzalik,” nasihat Riza kepada Mahfud MD.