JAKARTA- Para kekasih Allah SWT mempunyai karomah masing-masing. Salah satu kekasih-Nya bernama Syekh Bajal Haban yang hidup di pinggir Kota Hadramaut, Yaman. Setiap hari Syekh Bajal Haban sepulang kerja mau masuk rumah selalu istrinya memarahinya. Salah satu perilaku istrinya kepada Syekh Bajal Haban meminta naik ke punggungnya dan merangkak naik ke rumah lantai tertinggi. Rumah disana umumnya bertingkat-tingkat.
Syekh Bajal Haban tidak pernah protes punya istri seperti itu, terima, ridho nyatanya dapatnya seperti ini. Namanya manusia biasa punya rasa jenuh, ingin pergi cari suasana baru. Khalwat dilakukan di sebuah gunung di daerah hadramaut. Karena tahu istrinya urusan uang pasti akan diizinkan, maka Syekh Bajal Haban pamitan cari uang diluar kota.
Pagi berangkat berkhalwat di sebuah gunung dan ternyata didalam sudah ada dua orang soleh (A dan B) yang sudah berbulan-bulan berkhalwat. Ketika mau sarapan, dua orang soleh tersebut bergiliran menyiapkan. Salah satunya pun menyiapkan sarapan. Didalam hati Syekh Bajal Haban membatin bagaimana cara menyiapkan makanan posisinya diatas gunung. Tapi orang soleh A yang bergiliran menyiapkan makan mengangkat tangan berdoa memohon kepada Allah SWT, seketika turun makanan satu nampan tersaji didepan. Ini bukan khurafat, klenik atau jin yang menyediakan.
Jika ada orang yang tidak mempercayai peristiwa itu, berarti tidak pernah baca Al Qur’an atau tidak lengkap 30 juz yang dibaca atau meninggalkan surat Maryam. Didalam surat maryam diceritakan Maryam berkhalwat di mihrab untuk beribadah setiap hari. Suatu ketika datang Zakaria bermaksud mengantar makanan, namun sudah ada makanan yang tidak ada dikampung itu. Zakaria lantas bertanya dari mana makanan ini? Maryam menjawab dari Allah SWT.
Kemudian dua orang soleh tersebut dan Syekh Bajal Haban melanjutkan ibadah. Matahari bergerak dan waktunya makan siang, giliran orang soleh B menyiapkan makanan. Dengan cara yang sama dengan orang soleh A, mengangkat tangan dan satu nampan kembali tersaji. Syekh Bajal Haban kembali dibuat bertanya-tanya dalam hatinya.
Hari mulai gelap, orang-orang soleh bilang kepada Syekh Bajal Haban untuk makan malam giliranmu menyiapkan. Syekh Bajal Haban pun dengan wajah bingung menjawab jangan saya, saya baru sehari berkhalwat ilmunya belum sampai. Orang soleh pun mendesak, ‘tidak bisa kini giliranmu’. Syekh Bajal Haban pun akhirnya mengangkat tangan. Saat itu juga langsung tiga nampan turun tersaji didepannya. Kini giliran orang-orang soleh yang takjup kok bisa langsung tiga nampan. Orang soleh pun bertanya ke Syekh Bajal Haban doa apa yang dipakai? Syekh Bajal Haban pun menjawab saya berdoa kepada Allah SWT dengan tawasul ikut tawasul kalian. Orang soleh pun mengakui pakai tawasul wali besar yang tidak tahu dirinya wali yang hidup dipinggir kota Hadramaut bernama Syekh Bajal Haban yang mempunyai istri galak tapi ridho dengan pemberian Allah SWT. Syekh Bajal Haban pun mempersilahkan orang soleh makan selesai makan pamit pulang tidak melanjutkan khalwat.
Dikutip dari ceramah Habib Novel Alaydrus Solo
