JAKARTA- Presiden RI Joko Widodo mengundang jamuan makan siang Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/1) siang. Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas menguatnya paham radikal dan sikap intoleran.
“Indikasi, fenomena menguatnya Islam radikal menjadi agenda kita. Bagaimana upaya intoleran ini dapat diatasi dan kembali ke Indonesia yang toleran, Indonesia yang damai, yang beradab, yang bermartabat. Islam kultur bukan islam yang doktrin, islam ramah,” tutur Kiai Said kepada wartawan usai makan siang dengan Presiden Jokowi itu.
Kiai Said mengatakan perkembangan sikap radikal tidak lepas dari adanya ISIS dan sekarang ISIS di Timur Tengah sudah terdesak. “Yang paling terbuka dan paling mudah, (ISIS masuk) ya Indonesia,” imbuh Kiai alumnus Ummul Quro Makkah, Arab Saudi itu.
Untuk itu, lanjutnya pihaknya tidak akan tinggal diam menyikapi berkembangnya Islam radikal. Dia mengimbau kepada kalangan ulama dan habib agar mengajarkan nilai-nilai toleransi dalam memberikan ceramah kepada umat.
“Saya mengajak semua mari kita tauladani Rasulullah Muhammad, enggak pernah marah-marah. Baca sejarah apalagi (habaib) itu keturunannya. Saya yang Jawa asli saja enggak pernah marah-marah,” tukas Kiai Said dengan senyum khasnya.