JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyikapi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Kota Aleppo, Suriah. Konflik bersenjata menyebabkan jatuhnya korban rakyat sipil yang sebagian orang tua, perempuan dan anak-anak. Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif untuk mewujudkan perdamaian di Suriah.
“PBNU mendukung pemerintah RI untuk mewujudkan diplomasi damai dalam sengketa Aleppo. PBNU juga mendorong kepada seluruh ulama, pemimpin negara untuk bersama-sama mewujudkan Islam yang Rahmatan lil Alamin,” ujar Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj saat konferensi pers di Lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (20/12).
PBNU, lanjutnya mengutuk segala bentuk Crime Against Humanity (Kejahatan Terhadap Kemanusiaan) yang melanggar prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia yang tercantum dalam Declaration of Human Right Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sengketa di Aleppo, Suriah. Ia menambahkan pihaknya mengajak kepada seluruh pihak untuk membangun diplomasi damai, menghentikan seluruh operasi senjata dan bersama-sama mewujudkan perdamaian dunia.
“PBNU mengajak seluruh kepala negara dan pemimpin negara di dunia untuk pro-aktif melawan segala bentuk kekerasan. Represi adalah musuh bersama dan harus dilawan sekuat tenaga guna menciptakan upaya perdamaian dan harmoni,” imbuh Kiai asal Cirebon ini.
Selain itu, Kiai Said menuturkan PBNU mendesak kepada semua pihak yang bersengketa untuk menahan diri dari aksi kekerasan dan memberikan jaminan keselamatan bagi rakyat sipil. “Prihatin atas timbulnya korban terutama masyarakat sipil dalam konflik di Aleppo, anak-anak tidak berdosa harus kehilangan nyawa dan masa depan mereka,” tegasnya.