JAKARTA- Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Kota Pontianak mengadakan sosialisasi santri siaga bencana. Kegiatan bertajuk “Meningkatkan Kapasitas Emergency Response Berbasis Santri” mengajak santri untuk menjadi relawan guna antisipasi dini terjadinya bencana.
“Pencegahan berbasis pemberdayaan santri yakni setiap pondok pesantren memiliki relawan dalam siaga bencana. Prinsipnya ada yang memimpin, merencanakan, mendukung dan melaksanakan dalam struktur pengembangan organisasi pesantren sebagai agen yang mencari data dan informasi di lapangan dan wajib dilakukan,” ujar Ketua PP LPBI M. Ali Yusuf saat memberikan materi di Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban, Pontianak, Minggu (04/12) kemarin.
Sementara Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kota Pontianak, Suryadi mengatakan Kota Pontianak harus melakukan pencegahan kebencanaan berbasis pemberdayaan santri. Beberapa konsep operasi pencegahan berbasis santri diantaranya Setiap pencegahan kebencanaan di pondok pesantren se-Kota Pontianak bertanggungjawab atas keamanan pesantren dan lingkungan sekitarnya dari ancaman perubahan iklim. “Para santri tidak hanya berkewajiban mengaji kitab-kitab, namun juga perlu memahami akan pengurangan resiko bencana (PRB),” imbuh Suryadi.
Ditempat yang sama perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Erwin Taufiq mengapresiasi kegiatan santri siaga. “Ini sejalan dengan visi dalam melakukan pencegahan bencana dan adapun beberapa konsep langkah aksi mulai pra bencana, tanggap bencana, pasca bencana,” ujar Erwin.
Selain menggelar sosialisasi santri siaga bencana, LPBI NU Kota Pontianak merangkai kegiatan dengan pengobatan gratis santri yang bekerja sama dengan LKNU Kota Pontianak. Dalam kesempatan yang sama juga diadakan up grading kepengurusan dan konsolidasi LPBI NU Kalimantan Barat.