SURABAYA- Kepolisian RI mengandeng Pegurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mencegah konflik sosial di masyarakat. Hal itu dilakukan supaya terwujud ketertiban masyarakat yang kondusif. Penandatanganan MoU ini langsung dihadiri Kapolri Jendral Tito Karnavian dan Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj. Acara berlangsung di gedung Mahameru Markas Polisi Daerah Jawa Timur (1/9).
Polri sengaja menggandeng NU supaya bersama mengatasi konflik sosial. Menurut Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian, NUadalah kekuatan utama Islam Moderat di Indonesia dan dunia. Disamping itu, NU merupakan salah satu dari pendiri bangsa, bersama Kaum Pergerakan Nasionalis, Kaum Pejuang TNI/Polri. “NU ini mempunyai asset besar kepada bangsa ini,” kata Jendral Tito saat dalam keynote speakernya.
Setelah penandatangan MoU antara Kapolri dan Ketum PBNU, acara dilanjutkan seminar nasional bertajuk “Penanganan Konflik Sosial dan Ujaran Kebencian (Hate Speech). “Seminar ini diselenggarakan oleh PWNU Jatim dan Polisi Daerah Jatim.
KH Said Aqil Siroj mengatakan acara ini sangat tetap taimingnya, karena di Kota Surabaya inilah NU dilahirkan. Tidak hanya itu, tema yang diambil juga tepat. “PBNU sudah lama mengutuk ujaran kebencian semasa Kapolri Badrudin Haiti,” kata Kiai asal Cirebon ini.
Narasumber seminarnya terdiri dari Asops Kapolri, Irjen Unggung Cahyono mantan Kapolda Jawa Timur sekaligus Kapolda Metro Jaya, dari Mabes TNI, KH Anwar Iskandar (Wakil Rais Syuriah PWNU), Dr Suko Widodo (Dosen Unair).
Acara juga dihadiri oleh Gubernur Jatim, Wakil Gubernur Jatim, Kapolda, Pangdam V Brawijaya, PCNU se Jatim, Ulama Pondok Pesantren se Jatim, Kapolres se Jatim, Kajati, Rektor PTS dan PTN.