CIREBON- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar rapat pleno di Pesantren Kiyai Haji Aqiel Siroj (KHAS) Kempek, Cirebon pada 23 sampai 25 Juli 2016. Panitia dan peserta rapat pleno mengawali kegiatan dengan berziarah ke makam anggota dewan Wali Songo yakni Syeikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
“PBNU mengajak peserta mengawali kegiatan dengan berziarah ke makam Syeikh Syarief Hidayatullah yang dikenal Sunan Gunung Jati. Harapannya peserta meniru metode dakwah Sunan Gunung Jati yang ramah dengan budaya yang menginspirasi islam nusantara,” tutur Sekretaris Jenderal PBNU, H. Helmy Faishal Zaini di komplek makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Sabtu (23/6) malam.
Sekjen PBNU menambahkan situs sejarah perjuangan penyebaran islam selayaknya dilestarikan bukan dihancurkan. Seperti di Saudi, lanjutnya banyak situs sejarah islam dihancurkan, rumah kelahiran Nabi Muhammad SAW berubah jadi perpustakaan, rumah Sayyidah Khodijah menjadi toilet.
“Dengan alasan sejarah akan membuat syirik kepada Allah SAW, tidak punya dasar. Tidak ada cerita karena sejarag umat akan berbelok aqidahnya, tarikh dengan aqidah itu berbeda, Saudi mencampuradukkan,” jelas Pria yang akrab dipanggil Kang Helmy ini.
Kang Helmy mengatakan PBNU dalam rapat pleno kali ini juga akan membahas permasalahan kekinian. “Ada masalah bank otak, tax amnesty, investasi emas dan terakhir Pokemon Go,” terangnya.
Rapat pleno PBNU ini mengangkat tema ‘Meneguhkan Islam Nusantara Menuju Kemandirian Ekonomi Warga’. Pembukaan rapat pleno akan dihadiri Ketua KPK Agus Raharjo, Menkopolhukam Luhut B. Panjaitan, serta para kepala daerah sekitar Cirebon.