JAKARTA- Potensi ekonomi yang dimiliki umat islam sangat besar. Namun upaya pengelolaan dan distribusi yang terarah dan terukur masih belum optimal.
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sodaqoh Nahdlatul Ulama (Lazis NU) terus berupaya untuk melakukan manajemen pengelolaan zakat, infaq dan sodaqoh untuk kesejahteraan masyarakat. LazisNU menggelar rapat kordinasi nasional (Rakornas) selama dua hari di Jakarta.
“Dalam Islam telah diatur untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan zakat, kemudian ada kalimat bijak tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Namun kesadaran umat islam dalam menggali potensi dari dalam masih belum optimal untuk mewujudkan kesejahteraan,” tutur Ketum PBNU Prof. Dr KH. Said Aqil Siroj saat pidato dalam pembukaan Rakornas NU Care-LazisNU di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (26/5).
Untuk itu, lanjutnya adalah tugas LazisNU untuk membuka kesadaran berzakat umat Islam. Selain juga mendorong mereka untuk menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah kepada LAZISNU sebagai lembaga penyalur, pendistribusi, dan pemberdayaan zakat. “LazisNU punya tugas berat untuk menggali dan mengelola untuk kesejahteraan umat islam,” imbuh Kiai Said.
Sementara Ketua Lazis NU, Syamsul Huda mengatakan pihaknya menargetkan tahun 2020 mampu menggali potensi zakat, infaq dan shodaqoh mencapai Rp 20 miliar. Menurutnya itu target yang masuk akal, ia membandingkan dengan rumah zakat yang jumlah donaturnya hanya 180 ribuan mampu mengumpulkan dana sebesar Rp 17 miliar. “Target saya LazisNU mampu menggali dana sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2020 dan alhamdulillah saat ini sudah mampu ISO 9001,” tegasnya.
Hadir dalam pembukaan Rakornas LAZISNU ini, Wakil Ketua Umum PBNU HM Maksum Mahfudz, Sekjen PBNU H.A. Helmy Faishal Zaini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga menandatangani SK LAZISNU sebagai badan resmi pengelolaan zakat, dan Anggota Dewan Syariah LAZISNU KH M Mujib Quyubi. Kegiatan Rakornas ini berlangsung, Kamis-Sabtu (26-28/5) di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat