JAKARTA- PBNU jalin kerjasama dengan Pemerintah Kerajaan Inggris di bidang penaggulangan terorisme, pendidikan dan kebudayaan. Nota kesepahaman langsung diteken oleh Ketua Umum PBNU Prof. Dr. Said Aqil Siroj dengan Duta Besar Inggris H.E Moazzam Malik di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (8/4). Hadir mendampingi Kiai Said Sekjen PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU KH. Marsudi Syuhud, dan beberapa jajaran pengurus PBNU lainnya.
“Kerja sama itu penting untuk menyamakan persepsi tentang terorisme dan radikalisme. Kerjas sama ini strategis dikarenakan masalah yang dihadapi dunia saat ini begitu rumit dan saling terkait,” tutur Kiai Said- panggilan akrab Ketum PBNU- usai penandatanganan nota kesepahaman di ruang kerjanya Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (8/4).
Kiai Said menjelaskan NU telah menyiapkan ‘ramuan’ konkret sebagai upaya ikut andil mengatasi permasalahan dunia khususnya radikalisme dan terorisme. “Adalah Islam nusantara dimana prinsip keislaman dengan nasionalisme bertemu,” imbuh Kiai Said.
Sementara Dubes Inggris, Moazzam mengatakan secara antar pemerintah, Inggris sudah menggandeng Indonesia dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme. Menurutnya diperlukan kerjasama dengan banyak pihak tidak terkecuali dengan NU.
“NU dan Indonesia merupakan model dan teladan dalam persatuan dan toleransi. Juga memiliki peran penting dalam perdamaian dunia,” tutur Moazzam.
Dalam kesempatan itu Moazzam menyempatkan melihat bank sampah program PP LPBI NU. Dubes keturunan Pakistan itu juga menerima kopyah khas nusantara serta kartaNU sebagai anggota kehormatan NU. Moazzam juga melaksanakan sholat jumat di Masjid An Nahdlah PBNU.