MEDAN- Lembaga Perekonomian NU menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) di Medan pada 1-3 April 2016. Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj optimis kebangkitan ekonomi NU tidak lama lagi. Hal itu beliau sampaikan ketika melihat semangat peserta dan gegap gempita pembukaan rakernas LPNU.
“Ulama dahulu lebih dulu memberdayakan ekonomi kerakyatan sampai wafat pun masih menghidupkan ekonomi usaha kecil menengah (UKM). Sekitar Makam Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) uang ratusan juta setiap hari berputar mulai dari tukang ojek, bakso, warung karena tidak pernah sepi begitu juga dengan Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel,” tutur Kiai Said menyampaikan sambutan pembukaan rakernas bertema ‘Dengan Semangat Islam Nusantara Menyongsong 100 Tahun NU dan Kebangkitan Perekonomian Indonesia’ di Gedung Medan Internasional Convention Centre (MICC) Medan, Sumatera Utara, Sabtu (02/4).
Menurut Kiai Said pelaksanaan rakernas LPNU di Medan dirasa sudah tepat jika melihat temanya. Hal itu dikarenakan, lanjut Kiai Said di Sumatera Utara tepatnya Barus Kabupaten Tapanuli Tengah ada makam ulama nusantara generasi tabiin.
“Alhamdulillah sudah tepat membincang ekonomi di Sumatera Utara karena ada daerah Barus yang terkenal dengan kapur barus dipakai mengawetkan Fir’aun. Disana juga ada ulama Syekh Mahmud yang datang abad 7 generasi tabiin, aset ulama nusantara. Walhasil islam nusantara islam yang melebur dengan budaya, walisongo selama 50 tahun berhasil mengislamkan seluruh nusantara tanpa peperangan, tanpa kekerasan,” imbuh Kiai yang juga profesor bidang tasawwuf itu.
Kiai Said menegaskan ulama terdahulu bahkan Rasulullah SAW adalah pebisnis ulung. Ia menambahkan orang NU yang dilakukan bukan hanya ngaji tapi diterapkan dalam berbisnis.
“Dengan optimis insyaallah NU akan bangkit menyongsong 1 abad, disamping ngaji, tahlil, istighosah, manaqib juga rajin berbisnis. Rasulullah SAW dipilih dari pelaku bisnis, Syekh Abdul Qodir raja para wali juga pedagang, Abi Hasan Syadzily juga pedagang, pakaian yang dikenakan selalu bernilai mahal,” tegasnya.