JAKARTA- Fenomena alam berupa gerhana matahari diperkirakan akan terjadi pada 9 Maret 2016. Hal itu merujuk pada hasil hisab Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama dengan menggunakan Markaz Jakarta.
Nah bagaimana menyikapi fenomena alam langkah ini? Islam mengajarkan dengan melakukan sholat gerhana. Lantas cara pelaksanaannya? Berikut www.seputarnu.com menyajikan tata cara pelaksanaan sholat gerhana dari PBNU;
Shalat gerhana matahari dilakukan dua rakaat, masing-masing rakaat dilaksanakan dua kali ruku dan dua kali sujud dengan tata cara sebagai berikut:
a) Ketika jamaah sudah berkumpul dan gerhana mulai terjadi maka diserukan sholat dengan membaca seruan. الصلاة جامعة
b) Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufisy-syams) menjadi imam atau ma’mum.
c) Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.
d) Setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud.
e) Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.
f) Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.
g) Sesudah selesai shalat, Khatib menyampaikan khutbah yang berisi nasihat agar orang memperbanyak Istighfar, berdzikir, bersedekah, rasa takut kepada azab Allah dan amal kebaikan lainnya.
Setelah sholat gerhana dilaksanakan, ada khutbah 2 kali sebagaimana syarat dan rukunnya khutbah jumat. Namun dilakukan setelah sholat gerhana. Adapun pelaksanaan Khutbah tata pelaksanaannya sebagai berikut;
1. Khutbah dilakukan 2 kali, sebagaimana khutbah jumat, baik syarat maupun rukunnya.
2. Khutbah dianjurkan berisi motifasi melakukan taubat nashuha, memperbayak istighfar, sedekah dll dan menjelaskan bahwa gerhana adalah bagian dari fenomena alam dan tanda kekuasaan Allah. Tidak benar jika gerhana dimitoskan dengan berbagai takhayul, juga dikaitkan dengan lahir atau meninggalnya seseorang. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam al- Bukhori dan Muslim dari Sayyidah Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينخسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتم ذلك فادعوا الله وكبروا وصلوا وتصدقوا
“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda keagungan Allah. Terjadinya gerhana bukan karena meninggal atau lahirnya seseorang. Apabila kamu melihatnya maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Setelah khutbah pertama, Khatib duduk diantara dua khutbah.
4. Khatib melanjutkan khutbah kedua sampai selesai.
Hukum shalat gerhana adalah sunnah muakkadah, sangat dianjurkan; baik sendiri (infirad) maupun berjamaah. Lebih utama dilakukan dengan berjamaah di masjid. Shalat gerhana dilakukan setelah nyata terlihat hingga berakhir.Shalat gerhana matahari dilakukan secara sirr (memelankan bacaan), sedang gerhana bulan dilakukan secara jahr (mengeraskan bacaan).
Seperti diketahui akan terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT) pada 29 Jumadil Ula 1437 H bertepatan dengan 9 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia. GMT terjadi dalam fase-fase dengan waktu Indonesia Barat sebagai berikut:
1. Awal Gerhana Matahari sebagian : Pukul 06:20:58
2. Awal GMT : Pukul 07:22:14
3. Pertengahan GMT : Pukul 07:23:16
4. Akhir GMT : Pukul 07:24:18
5. Akhir Gerhana Matahari Sebagian: 08:34:21.
Di wilayah Indonesia Barat, Gerhana Matahari dimulai pukul 06.20 WIB. Saedangkan di Indonesia tengah pukul 07.25 WITA dan timur pukul 08.35 WIT.