JAKARTA- Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut B. Panjaitan menggandeng organisasi kemasyarakatan (Ormas) keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dalam pencegahan ideologi radikalisme di Indonesia. Gerakan radikalisme sudah memasuki perguruan tinggi.
“Kita bersama dengan NU dan Muhammadiyah serta ormas lainnya untuk terlibat dalam program pencegahan bersama pemerintah. Tidak mungkin pemerintah bisa menangani sendiri tanpa keterlibatan NU,” ujar Luhut usai sowan ke Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (29/2).
Luhut menambahkan dengan melibatkan NU yang memiliki jaringan hingga ke masyarakat akan memudahkan monitor pergerakan kelompok radikal. “Semua jaringan NU yang ada hingga ke bawah bersama pemerintah menjalankan program dalam hal pencegahan gerakan radikalisme terutama yang sudah merasuk ke sektor perguruan tinggi,”imbuhnya.
Dalam kunjungan ke PBNU Luhut B. Panjaitan menyempatkan diri mengunjungi ruang pojok Gus Dur salah satu sahabatnya. Berada di lantai 1 Gedung PBNU pojok Gus Dur menyimpan koleksi almarhum Presiden RI ke-4.
Sebelumnya Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anas Saidi mengatakan radikalisme ideologi telah merambah dunia mahasiswa melalui proses Islamisasi. Proses itu dilakukan secara tertutup dan menurutnya, berpotensi memecah belah bangsa.