JAKARTA- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan sowan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Anies meminta masukan PBNU terkait banyak hal terutama perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.
“Banyak hal yang kita sampaikan kepada Pak Menteri, terutama terkait dengan keberpihakan institusinya terhadap pesantren. Apalagi kakek Pak Anies bersahabat dengan KH. Wahid Hasyim (Ayah Gus Dur),” tutur Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (03/02).
Pesantren, lanjutnya merupakan lembaga pendidikan tertua dan orisinil khas Indonesia yang ikut membela bangsa. Sikap nasionalisme, Kiai Said menambahkan pesantren Nahdlatul Ulama tidak perlu dipertanyakan.
“Kepedulian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terhadap pesantren secara langsung juga ikut andil mencegah penyebaran faham radikalisme dan terorisme yang saat ini terjadi di Indonesia,” imbuh Kiai Said.
Sementara Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan Pemerintah harus aktif dan waspada terhadap tindak laku kelompok radikalisme seperti penyebaran buku ajar TK berisi radikalisme yang belum lama terjadi. “Pak Anies harus waspada karena dibawah kelompok radikal bergerak masuk ke dunia pendidikan seperti yang belum lama terjadi,” tutur Kang Helmy.
Dalam kesempatan tersebut Anies juga menyampaikan agenda Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI). PBNU diminta memberikan masukan kepada pemerintah untuk dibawa ke KTT OKI yang akan digelar di Jakarta pada 6-7 Maret 2016.