PASURUAN- Perkembangan teknologi semakin cepat pun demikian dengan informasi yang penyebaran semakin meluas. Sebagai ruang publik yang tanpa filter, teknologi informasi seperti dua mata pedang bisa bermanfaat di waktu yang sama bisa mencelakakan. Hari ini seperti yang jamak diketahui informasi ada yang benar namun tidak sedikit yang berupa fitnah.
Maka itu, seorang ulama Habib Abu Bakar Al Adni bin Ali Al Masyhur asal Hadramaut, Yaman mengingatkan kembali kepada umat islam di Indonesia agar berhati-hati dalam menyerap dan mengomentari informasi. Perlu dipastikan informasi tersebut benar bukan sebuah fitnah, karena seperti dalam sebuah Firman Al Quran ‘fitnah lebih kejam dari pembunuhan‘. Ketika informasi simpang siur awal terjadinya debat dan beliau mengingatkan untuk menjauhi debat karena semua itu permainan iblis yang menyebabkan berhentinya masalah-masalah yang lebih penting karena disebabkan rayuan setan kepada umat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
“Jika kalian sensitif dan mampu memahami apa yang dibicarakan para ulama salafus shalih, maka sesungguhnya tidak ada satupun dari mereka yang mengajak kepada pertikaian dan perpecahan. Kami tidak mau kalian merasa dengki walau sebesar biji dzarrah dengan siapapun yang beragama Islam meskipun berbeda pemahaman,” jelas Habib Abu Bakar Al Adni seperti dikutip di laman Pondok Pesantren Sidogiri di Sidogiri, Pasuruan, Minggu (24/01) siang.
Habib Abu Bakar menuturkan ada dua perbedaan pendapat yakni perbedaan pendapat karena ilmu dan perbedaan pendapat karena fitnah. Menurut beliau perbedaan pendapat karena ilmu itu sudah ada sejak zaman dahulu, karena hal itu sudah merupakan sunnatullah, dan memang tidak bisa disatukan. Namun, beliau menambahkan perbedaan pendapat karena fitnah itu yang masih bisa disatukan bila semua fitnah itu bisa dihilangkan. “Di saat sekarang ini kekuatan fitnah lebih besar daripada ilmu, waspadalah terhadap berita-berita fitnah yang semakin banyak beredar,” tutur Habib Abu Bakar mengingatkan.