MATARAM- Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin menegaskan bahwa membela negara hukumnya wajib. Hal itu dicontohkan ulama terdahulu seperti pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari yang mengeluarkan resolusi jihad pada 22 Oktober 1945.
“Menjaga negara begitu sangat penting. Para Kiai bersama santri telah membuktikan dengan lahirnya resolusi jihad,” tutur KH Ma’ruf Amin saat silaturahim dengan keluarga besar Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Rabu (20/01) malam.
Pada kesempatan itu, KH Ma’ruf Amin sempat menyinggung gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam namun perilakunya mencoreng nama islam. Beberapa kelompok aliran seperti Wahabi, Salafi, bahkan gerakan radikal ISIS, menurut Ketua MUI ini bahkan mengklaim diri mereka bagian dari ahlussunnah. “Saat ini banyak yang mengaku dirinya Ahlussunah, tapi perilakunya tidak seperti ahlussunnah,” imbuhnya.
Rois Aam mnuturkan saat ini yang perlu dilakukan NU melakukan konsolidasi internal untuk membangun dan menggerakkan semangat ke-NU-an. Selain itu, lanjutnya konsolidasi untuk membentengi bangsa dari ancaman kelompok radikalisme dan terorisme.
“Begitu juga keluarga besar NU NTB, diharapan semangat ke-NU-an terus digerakkan. Prinsipnya untuk kita menjaga Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah seperti rutinan istighosah”, tegas cicit ulama nusantara Imam Nawawi Al Bantani ini.
Silaturrahmi bersama keluarga besar NU NTB, dihadiri oleh TGH LM Turmudzi Badarudin (Tuan Guru Bagu), TGH Syafwan Hakim, TGH Ma’arif Makmun (Darek, Loteng), Ketua NU NTB TGH A Taqiudin Mansur, Ketua MUI NTB Prof H Saiful Muslim, Ketua KPUD NTB L Aksar Ansory. Selain itu jamiyyah juga banyak yang hadir.