JAKARTA- Sekolah Menegah Kejuruan Ma’arif Bodeh Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah melakukan kunjungan belajar ke Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Rombongan SMK NU Bodeh yang terdiri dari 200 siswa/siswi diterima Ketua PBNU, Prof. Dr. M. Nuh dan Ketua LP Ma’arif Arifin Junaidi di Masjid An Nahdlah PBNU.
“Ma’arif NU alhamdulillah sejak empat tahun terakhir sudah mendirikan 800 SMK NU. Salah satunya SMK NU Bodeh baru empat tahun sudah 600an siswanya,” ujar Arifin Junaidi di depan 200 siswa/siswi SMK NU Bodeh di Jakarta Pusat, Rabu (20/01).
Siswa-siswi SMK Maarif NU Bodeh Pemalang Jawa Tengah serius menyimak motivasi Ketua PBNU Prof. M. Nuh di Gedung PBNU, Jakarta Pusat (SD).
Arjuna- sapaan akrab Ketua LP Ma’arif- mengungkapkan program lima tahun kedepan LP Ma’arif untuk melakukan penguatan pemahaman islam nusantara di kalangan siswa/siswi ma’arif di semua tingkatan. Menurutnya hal itu penting dikarenakan kondisi aliran radikalisme dan terorisme sudah masuk ke pelajar usia 12-14 tahun.
“LP Ma’arif kedepan melakukan penguatan pemahaman islam rahmatan lil alamin yang tercantum dalam bentuk buku pedoman untuk seluruh jaringan ma’arif. Jangan sampai anak kita (pelajar NU) ada yang ikut gerakan radikalisme dan terorisme seperti yang terjadi Bom Sarinah kemarin,” tuturnya.
Sementara M. Nuh memberikan motivasi kepada siswa/siswi yang hadir untuk belajar dan istiqomah berjuang di Nahdlatul Ulama. Pak Nuh demikian akrab dipanggil menceritakan sedikit saat menyetujui pendirian SMK NU.
“Awalnya kita mau membangun SMK Pondok Pesantren dengan harapan menyiapkan kader pemimpin di semua tingkatan mulai garda terdepan hingga tertinggi. Tidak semua alumni pesantren jadi Ketua Umum PBNU kan? Nanti pasti ada yang jadi RT, RW, Menteri minimal ada dari SMK NU Bondeh jadi Bupati,” tutur Pak Nuh.
Pak Nuh menjelaskan agar saat menyampaikan dakwah di garda terdepan akan mudah diterima masyarakat jika memiliki keahlian teknis. Maka dari itu, ia menambahkan SMK NU mendesak didirikan saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan era Presiden SBY. “Kita siapkan lapisan bawah hingga atas, selain SMK NU kita juga mendirikan perguruan tinggi NU yakni universitas Nahdlatul Ulama yang hingga saat ini sudah 24 unit,” tukas Mantan Menteri Pendidikan pertama yang dari NU.
