JAKARTA- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj didampingi Sekretaris Jenderal PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini, Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra menerima Presiden The United States- Indonesia Society (USINDO) Mr. David Merrill di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (20/01) petang. Kedatangan David Merrill untuk mengetahui sikap PBNU terhadap teror bom sarinah dan pesantren.
David menceritakan opini yang ia terima di Amerika Serikat tentang pesantren adalah role model radikalisme dan terorisme. Namun Ketum PBNU langsung menyanggah opini yang beredar di Amerika dengan memberikan penjelasan opini tentang pesantren yang menyebar di Amerika adalah pesantren yang ada di Pakistan dan Afghanistan.
“Itu salah itu pesantren di Pakistan dan Afghanistan, kalau di Indonesia pesantren murni untuk mencari ilmu dan mengamalkan ilmu. Tidak ada mengajarkan radikilisme,” tutur Kang Said menjawab pertanyaan David di ruang kerjanya lantai 3 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (20/1).
Kang Said menjelaskan organisasi masyarakat besar di Indonesia justru melindungi kaum minoritas yaitu Nahdlatul Ulama. Di Indonesia, lanjutnya 87 persen adalah penduduk muslim tetapi Hari Imlek, Paskah, Hari Natal kita semua libur menghormati hari besar kaum lain yang minoritas.
“Anggota NU ada 80 juta dengan 21 ribu pesantren. NU sampai saat ini berkeyakinan tidak akan ada negara islam, islam pandangan hidup untuk diamalkan bukan dipolitikkan atau diinstitusikan,” tegas Kang Said.
Untuk memudahkan David memahami islam nusantara, Kang Said menyerahkan film mahrajan yang berisi cerita islam nusantara. Presiden lembaga sosial yang berpusat di Washington tersebut merasa puas dan untuk memberikan opini baru kepada masyarakat Amerika akan mengundang PBNU ke Washington presentasi islam nusantara.
“Kami undang anda untuk datang ke Washington presentasi pesantren dan islam nusantara ala NU. Kami siap memfasilitasi,” tutur David.