JAKARTA- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj menerima perwakilan dari Duta Besar Denmark dan Spanyol. Kedatangan Duta Besar Denmark, HE Casper Klynge serta Wakil Duta Besar Spanyol Fernando Fernández-Aguayo didampingi staf masing-masing mereka untuk mengetahui hubungan islam dengan bela negara.
“Mereka ingin mengetahui sikap NU terhadap peristiwa pengeboman di Sarinah. Saya katakan perbuatan paling dzalim di muka bumi ini adalah melakukan kejahatan atas nama agama,” tutur Buya Said- sapaan akrab Ketum PBNU usai menerima duta besar Denmark dan Spanyol di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (20/1).
Kang Said menjelaskan terhadap mereka gerakan radikalisme dan terorisme merupakan musuh kemanusiaan. “Kaum radikal dan teroris bukan musuh satu agama, bukan musuh satu suku tapi musuh semua bangsa,” imbuhnya.
Perwakilan kedua negara sahabat tersebut juga menanyakan konsep bela negara. Menurutnya sebuah kewajiban setiap warga negara untuk melakukan bela negara saat kondisi negara sedang terancam.
“Ulama nusantara mengajarkan agar warga NU untuk membela negara saat kondisi terancam baik dari dalam maupun luar negeri. Sikap tersebut secara nyata dicontohkan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari saat mengeluarkan resolusi jihad 22 Oktober 1945 saat ‘menyambut’ pasukan NICA dan penjajah,” tukasnya.
seperti diketahui PBNU bersama organisasi lintas iman Minggu (17/01) lalu menyelenggarakan apel kebhinekaan lintas iman bela negara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Kegiatan apel tersebut yang membuat tertarik negara sahabat untuk mengetahui konsep dan tujuan diadakannya apel kebhinekaan.