JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) berkumpul melaksanakan apel kebhinekaan bela negara di lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (17/01) siang. Kegiatan tersebut adalah kepedulian anak bangsa untuk merespon permasalahan yang membahayakan bangsa baik radikalisme, terorisme dan narkoba.
“Kondisi bangsa dalam keadaan darurat terutama masalah radikalisme, terorisme dan narkoba. Kita harus bersatu padu untuk melawan ancaman yang mengintai persatuan bangsa,” kata Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj saat sambutan di depan 10.000 peserta acara apel kebhinekaan lintas iman bela negara, Jakarta Pusat, Minggu (18/1).
Sementara Menteri Pertahanan Jend (Punr) Ryamizard Ryacudu menuturkan bela negara tidak bertentangan dengan agama. Bahkan, lanjutnya ulama menyerukan membela negara saat kondisi diserang musuh.
“Bela negara tidak bertentangan dengan ajaran agama manapun. Semoga dengan acara ini, tumbuh kesadaran untuk bela negara,” ujar Ryamizard.
Acara ini dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Lesbumi NU Ahmad Dhani dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.