JAKARTA- Kondisi Timur Tengah antara Arab Saudi dan Iran semakin memanas pasca eksekusi beberapa ulama Iran termasuk ulama syiah Nimr al-Nimr. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj menilai konflik yang terjadi antara Arab Saudi dan Iran yang sangat tidak layak dan sangat menghawatirkan. Menurutnya masing-masing negara tersebut mempunyai bobot di dunia Islam ini.
“Maka yang kami harapkan, baik Saudi maupun Iran dapat mengendalikan diri masing-masing demi wihdatus shaf (menyatukan barisan) umat islam dalam menghadapi musuh-musuh Islam, dan mereka yang tidak senang kalau melihat umat Islam bersatu, umat Islam kuat. Tunjukkan umat Islam masih punya idealisme ingin memperkuat barisan dalam menghadapi era globalisasi yang sangat cukup menantang ini,” kata Kang Said- sapaan akrab Prof. KH. Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (04/01).
Kang Said berharap negara teluk menyudahi konflik yang sedang terjadi. Ia mengingatkan tantangan islam kedepan sangat berat jika tidak merapatkan barisan.
“Oleh karena itu, yang sudah terjadi sudahlah, kita lewati. Ke depan yang saya harapkan Saudi dan Iran masing-masing, dengan jiwa yang besar, dengan lapang dada, membangun persaudaraan yang kuat, persaudaraan yang kokoh demi wihadtusshaf baina muslimin,” pungkas Kang Said.
Seperti diketahui Otoritas Saudi hari ini telah mengeksekusi 47 orang atas dakwaan terorisme, termasuk ulama terkemuka Syiah, Nimr al-Nimr, yang dituduh sebagai penggerak aksi-aksi demo antipemerintah.Di antara ke-47 orang yang dihukum mati itu, juga termasuk beberapa warga Saudi yang dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam serangan-serangan Al-Qaeda, yang menewaskan warga Saudi dan warga asing pada tahun 2003 dan 2004.