JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah melakukan protes diplomatik kepada pemerintahan Kerajaan Arab Saudi yang mencatut Indonesia dalam pembentukan aliansi militer islam. Langkah tersebut penting dilakukan untuk memperingatkan Arab Saudi agar tidak gegabah dalam mengeluarkan kebijakan politik luar negerinya.
“Meminta pemerintah untuk merespon tegas dengan nota protes diplomatik ke Arab Saudi terkait politik luar negerinya yang cenderung merugikan bangsa Indonesia. Sebab tercatat bererapa kali pemerintah Saudi Arabia melakukan kebijakan-kebijakan politik luar negeri yang bersifat serampangan cenderung gegabah dan main klaim belaka,” Kata Ketua Umum PBNU, Prof. KH. Said Aqil Siroj dalam keterangan pers pada Jumat (18/12).
Kang Said- sapaan akrab Prof. KH. Said Aqil Siroj- menambahkan PBNU juga mempertanyakan langkah Arab Saudi yang membentuk aliansi militer untuk menangani tindakan terorisme dan ekstrimisme terutama yang dilakukan kelompok ISIS. PBNU akan terbuka membantu pemerintah langkah yang tepat dalam menangani terorisme yang melanda dunia internasional kini.
“Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan dukungan penuh kepada pemerintah untuk mengkaji lebih serius ihwal klaim dan pencatutan Indonesai dalam aliansi milter Islam tersebut. Terorisme bukan persoalan angkat senjata, berperang melawan terorisme adalah berperang yang mengharuskan kita menggunakan teknik peperangan tingkat tinggi (hybrid warfire),” imbuh Kang Said.
Terakhir, PBNU menyerukan kepada segenap umat Islam untuk tetap berwaspada akan isu-isu yang berpotensi memecah belah persatuan. “Di luar itu umat Islam dihimbau untuk terus menjaga harmoni dalam keberagaman,” pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Saudi Arabia Muhammad bin Salman dalam sebuah konferensi persnya menyatakan sebanyak 34 negara Islam dan negara yang mayoritas muslim dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia dikabarkan bergabung dalam aliansi militer yang dibentuk Saudi Arabia. Di luar 34 Negara tersebut masih ada 10 negara lagi yang dinyatakan mendukung, salah satunya Indonesia.