‘Rasulullah SAW adalah pemimpin yang menyintai dan dicintai umatnya. Pemimpin yang ikhlas melayani umat yang dipimpinnya dan mendahulukan kepentingan mereka dari pada kepentingan dirinya sendiri. Pemimpin yang mengarahkan, bukan menyesat-nyesatkan. Pemimpin yang ditaati karena dicintai, bukan karena ditakuti’
JAKARTA- KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) menasihati Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor terpilih Yaqut Cholil Qoumas (Gus Tutut) yang tidak lain keponakannya sendiri. Nasihat berharga dari ulama kharismatik tersebut tertuang dalam media sosial. Gus Mus mendengar berita putra kakak kandungnya KH. Cholil Bisri terpilih secara aklamasi dalam Kongres XV di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman Yogyakarta.
Gus Mus yang memberikan tauladan dengan menolak jabatan Rois Aam PBNU dalam Muktamar NU ke 33 di Jombang yang lalu, menuliskan dalam akun pribadinya bahwa jabatan dan kedudukan lebih sebagai sebuah cobaan dari pada sebuah nikmat.
“Jabatan dan kedudukan merupakan amanah dan tanggung jawab. Bukan anugerah yang patut diharap-harap,” tulis Gus Mus di akun media sosialnnya, Sabtu (28/11).
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang ini mengingatkan kepada Gus Tutut, beberapa poin pesan sebagai modal dalam menahkodai GP Ansor selama lima tahun mendatang. Pertama, ia mengingatkan agar Gus Tutut memprioritaskan pengaderan di organisasi sekaligus sebagai pengaderan bagi diri Gus Tutut pribadi untuk menjadi Pemimpin. Kedua, Gus Mus mengingatkan Gus Tutut untuk menjadikan kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai contoh.
“Rasulullah SAW adalah pemimpin yang menyintai dan dicintai umatnya. Pemimpin yang ikhlas melayani umat yang dipimpinnya dan mendahulukan kepentingan mereka dari pada kepentingan dirinya sendiri. Pemimpin yang mengarahkan, bukan menyesat-nyesatkan. Pemimpin yang ditaati karena dicintai, bukan karena ditakuti,” terangnya.
Ketiga, Gus Mus mengharapkan kepada Gus Tutut untuk senantiasa memikirkan dan mengupayakan agar GP Ansor dan warganya bisa benar-benar mandiri. Keempat. Gus Mus mengingatkan kepada Gus Tutut untuk mempertahankan keyakinan dan ajaran sesepuh dalam hal berislam ala Ahlussunnah wal Jamaah dan pemahaman Islam Rahmatan lil Alamin serta berIndonesia dengan cerdas, santun, dan arif. “Jangan lupa memohon pertolongan Allah dalam setiap upaya dan langkah dalam memimpin GP Ansor ke depan,” pungkasnya.