“Law Laa Murobbi Ma Aroftu Robbi”
(Jika bukan karena pendidik/guru, maka aku tidak akan mengenal Tuhanku)
JAKARTA- Peran guru sangat besar dalam peradaban masa depan dunia bahkan akherat. Di Indonesia penghormatan diberikan untuk guru dengan peringatan hari guru setiap tanggal 25 November. Ada sebuah kisah yang memperlihatkan kemuliaan seorang guru. Berikut kisahnya.
Suatu ketika Penyusun Ratib Al-Atthos, Habib Umar Bin Abdurahman Al-Atthos RA sedang duduk bersama para santrinya. Ada satu santri yang bernama Syekh Ali Baaros RA sedang duduk di sampingnya sambil memijit kaki sang guru mulia.
Habib Umar terdiam sesaat dan berkata kepada santrinya: “Kita kedatangan tamu istimewa, Nabi Khidir AS. Sekarang beliau sudah berada di gerbang depan.”
Mendengar dawuh sang guru, sontak para santri yang berada di depan beliau berhamburan menuju gerbang depan menyambut kehadiran Nabi Khidir AS. Kecuali Syekh Ali Baaros yang sedang memijat kaki Habib Umar.
Melihat sang murid Syekh Ali Baaros diam tidak menyusul teman-temannya, lalu Habib Umar Bin Abdurrahman bertanya kepada Syekh Ali Baaros: “Ya Ali, kenapa kau tidak menyambut Nabi Khidir bersama teman-temanmu yang lain?”
Syekh Ali Baaros dengan tawadlu menjawab: “Wahai guru, Nabi Khidir AS datang sengaja menemuimu. Untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu (yaitu sebagai guru) di mataku (sebagai murid) jauh lebih mulia dibandingkan Nabi Khidir”.
Mendengar jawaban dari muridnya seperti itu, lalu berucaplah Habib Umar: “Tidak akan aku terima hadiah fatehah dari siapapun untukku kecuali disertai dengan nama Ali Baaros. Ini bukti keridhoanku kepadanya!”
Dengan keridhoan guru, Syekh Ali Baaros yang berguru puluhan tahun kepada Habib Umar dengan berkhidmat dan mengabdi di kemudian hari bisa menjadi ulama besar yang banyak memberi manfaat kepada umat. Kemuliaan guru seperti orang tua kita. Namun, rahasia dunia ada pada kedua orangtua, sedang rahasia akhirat ada pada tangan guru. Selamat Hari Guru.