JAKARTA- Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LPBI NU) menggelar diskusi ‘Mencari Solusi Asap yang Tak Kunjung Lenyap’ di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (13/10). Dalam diskusi yang menghadirkan pemerintah, praktisi, dan akademisi menghasilkan beberapa poin yang akan diajukan PBNU kepada pemangku kebijakan.
“Diskusi ini diseleggarakan untuk mencari solusi bersama antar pemangku kepentingan terkait asap. Sehingga peristiwa itu segera diatasi dan dicarikan solusi permanen,” kata Ketua LPBI NU Ali Yusuf saat membuka diskusi di Gedung PB NU, Jakarta.
Ali mengatakan, pemerintah perlu bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat untuk segera me nangani bencana ini. Menurut Ali, diperlukan langkah strategis semisal tata kelola lahan dan sinkronisasi. “Yang jelas semua langkah tersebut harus dilakukan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha,” harapnya.
Sementara Raynaldo Sembiring menyebut kebakaran hutan sebagai ulang tahun asap. Hal itu dikarenakan setiap tahun terjadi kebakaran hutan di Indonesia.
“Tahun depan saya optimis menghadapi masalah yang sama yakni kebakaran hutan. Pemerintah ‘abai’ karena masalah yang terus berulang tidak tertangani dengan baik, perlu ada titik fokus pada pencegahan setelah musim asap tahun ini,” tutur dosen IPB ini.
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini berharap forum diskusi memberikan penguatan untuk sikap PBNU terhadap kebakaran hutan. Menurutnya PBNU akan mendorong kebijakan-kebijakan yang bersifat kebijakan kebakaran nol.
“PBNU akan mendorong zero burn policy seperti merevisi UU Lingkungan Hidup dan menghapus pasal karet yang berbunyi boleh membakar lahan maksimal 2 hektar. Kedua mendesak pemerintah berjanji tahun depan sudah tidak akan ada kebakaran hutan lagi,” tutur Kang Helmy.
Dalam diskusi tampak Sekjen PB NU Helmy Faishal, Ketua PBNU, Eman Suparman, Kasubdit Pemadaman dan Penanganan Dampak Pasca Kebakaran Hutan KLHK Sunarno, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Tri Budhiarto, dan dari PT Sinar Mas Soewarso.
