JAKARTA- Ada cerita yang dialami oleh salah satu jamah jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU), Pak H. Akhyar Nasution, Lc, M.Ag di Makkah musim haji tahun ini. Ceritanya begini, Pak Akhyar Nasution keluar mencari makan karena lapar mendera tiba-tiba pada malam hari. Niatnya keluar tidak jauh dari penginapan/ maktabnya.
Haji Akhyar mendapatkan warung nasi Turki tidak jauh dari Maktabnya. Setiap malam, Askar atau Polisi Arab Saudi melakukan patroli keliling sekitar Masjidil Haram. Askar menghampiri Pak Akhyar yang berjalan sendirian dan meminta tanda pengenal. Celaka dua belas, Pak Akhyar lupa tidak memakai gelang haji dan tidak membawa tas paspor, karena niatnya cuma sebentar untuk makan.
Tiba-tiba Askar bertanya: Fein igomatak (Mana KTPmu?)
Pak Akhyar menjawab dengan rasa pasrah: Maafi, kullu matruk bil ghurfah ana hajj musy muqim bi Makkah (Tidak ada. Semua tinggal di kamar. Saya haji bukan mukim di Makkah)
Askar mendesak Pak Akhyar: Arini ayya hawiyah (Tunjukkan tanda pengenal apapun)
Akhirnya, Pak Akhyar merogoh-rogoh dompet yang ada disaku celananya dan mengeluarkan KARTU ANGGOTA NU (KartaNU). Dengan dirundung rasa takut ia sodorkan KartaNU ke si Askar.
Diluar dugaan Pak Akhyar yang sudah ketakutan, Sepontan sikap Askar berubah 180 derajat menjadi ramah dan sangat hormat.
Dengan sikap sempurna, Askar berkata: Afwan ya sayyid ana ma a’rif inta min a’dhoi UN (Maaf tuan saya tidak tahu anda adalah anggota tentara perdamaian PBB).
Pak Akhyar yang sudah ketakutan berubah jadi gagah dan segera merebut KartaNU dari tangan Askar. Sambil berlalu sambil berucap dalam hati dasar bahlul.
(Orang Arab membaca dari kanan ke kiri. Semoga Pak Akhyar tidak lupa dengan nasi ayamnya karena sudah dianggap tentara PBB, hahaha)
Disadur dari Facebook H. Akhyar Nasution