JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar peringatan Hari Santri Nasional 2015 pada 22 Oktober. Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siraj menuturkan Hari Santri Nasional ini penting dalam mengingatkan kembali semangat para santri dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia. Kang Said- panggilan akrab KH. Said Aqil Siraj- menjelaskan perjuangan santri setelah KH. Hasyim Asya’ri mengeluarkan fatwa resolusi jihad melawan sekutu yang akan kembali merebut tanah air.
“Isi Fatwa itu menyebutkan mempertahankan tanah air hukumnya fardlu ain, yang mati jadi mati syahid, dan barangsiapa yang kerjasama dengan penjajah hukumnya kafir. Sehingga atas resolusi jihad tersebut, masyarakat santri berkobar semangatnya menyambut kedatangan pasukan NICA dengan siap berperang,” cerita Kang Said saat konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (10/6).
Fatwa, lanjut Kang Said resolusi jihad muncul untuk menjawab pertanyaan Presiden Soekarno saat menanyakan hukum membela bangsa. Menurutnya Hadratussyaikh Hasyim Asyari yang juga kakek Presiden keempat KH. Abdurrahman Wahid mengumpulkan para ulama dari berbagai daerah untuk musyawarah sebelum mengeluarkan fatwa reolusi jihad.
“Soekarno-Hatta dan Panglima Sudirman bertanya hukum membela tanah air bukan membela agama islam. Musyawarah ulama ada KH. Maksum dari Lasem, KH. Ridwan Semarang, KH. Abdullah Abbas Cirebon dan banyak kiai lain dan menghasilkan resolusi jihad. Fatwa tersebut mengobarkan semangat patriotisme santri seluruh jawa dan berbondong-bondong menuju Surabaya tempat penjajah (NICA) mendarat,” terang Kang Said.
Kang Said menuturkan peringatan hari santri nasional pada 22 Oktober mendatang tidak bergantung pada penetapan dari pemerintah. “Seandainya tidak terburu waktunya karena butuh analisa, persyaratan dan sebagainya, maka kita tetap akan meramaikan peringatan resolusi jihad mempertahankan tanah air,” tegas guru besar tasawuf ini.